Jakarta - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendagri mengadakan Webinar dengan topik "Strategi Pariwisata di Era New Normal" pada Rabu, 10 Juni 2020. Kegiatan webinar tersebut dibuka oleh Kepala BPSDM Kemendagri, Teguh Setyabudi, dengan moderator Mahmudan, narasumber yang berpartisipasi antara lain Frans Teguh, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Yusup Maulana Mana, General Manager Swiss-Belhotel Ambon. Webinar ini diikuti oleh sebanyak 215 peserta yang berasal dari Kemendagri, Pemda, para pelaku industri pariwisata dan masyarakat umum.
Pada webinar ini terdapat poin penting yang dapat disimpulkan dari pemaparan oleh narasumber Webinar bertopik "Strategi Pariwisata di Era Normal" yaitu:
a. Akibat pandemi covid 19 sektor pariwisata mengalami dampak yang sangat luar biasa, industri pariwisata kehilangan potensi pendapatan sekitar 90 Triliun (Januari s.d April 2020), 1.600 hotel tutup sementara, 353 restoran atau tempat hiburan kini berhenti beroperasi, sekitar 180 destinasi, 232 desa wisata di Indonesia ditutup, Pemutusan Hubungan Kerja dsb;
b. Pada era new normal ini perlu adanya tahapan-tahapan pengelolaan mitigasi dari krisis pariwisata yang dihadapi sekarang ini dengan lebih komprehensif sehingga ditemukan strategi dan program untuk menghadapi masa tanggap darurat yang sedang dilakukan saat ini, sebab hal yang paling utama untuk diperhatikan adalah keselamatan dan kesehatan wisatawan maka protokol tatanan normal baru di sektor pariwisata betul-betul diperhatikan mulai dari protokol kesehatan yang ketat seperti transportasi, hotel, restoran, dan area-area wisata; dan
c. Terdapat beberapa strategi atau program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menghadapi era new normal, meliputi:
- Prinsip manajemen yang mengedepankan keselamatan, keamanan serta kesehatan wisatawan dan SDM pariwisata agar relevan dengan new normal.
- Upaya untuk mempertahankan citra positif pariwisata dan media resiliensi kolektif untuk SDM terdampak.
- Intervensi pemerintah agar terjadi kenaikan disisi permintaan. Intervensi bisa dimulai dari tahap dreaming sampai tahap booking.
- Menjadikan Batam, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Bali sebagai mercusuar program pemulihan dan titik awal akseleratif pemanfaatan idle capacity dan efek berganda terhadap destinasi di daerah lainnya.
- Utamakan Wisnus dengan kategori millennial dan menengah ke atas. Mengembangkan produk yang bersifat eksklusif (private), berbasis nature/outdoor living, wellness, dan menyediakan fleksibilitas booking
- Fokus pada 3 Subsektor Unggulan Ekraf yakni, Kuliner, Fashion, dan Kriya karena memiliki kontribusi ekonomi yang paling besar, berfungsi menjadi trigger sekaligus lokomotif pariwisata di destinasi.
d. Menerapkan Core Humanitarian Standart (CHS) pada titik-titik destinasi pariwisata dan diperlukan roadmap pariwisata yang akan menjadi panduan dalam menyikapi kondisi new normal misalnya untuk bagaimana membangun kualitas pariwisata yang lebih baik, bagaimana akses konektivitas yang dibutuhkan, bagaimana protokol kesehatan, kebersihan, keamanan, ekosistem secara digital, melakukan pengembangan terhadap produk-produk, pemerintah, marketing, promosi dsb.
e. Untuk menghadapi era new normal ini maka semua pihak dituntut memiliki kedisiplinan, kesadaran, dan partisipasi sebagai modal penting disamping spirit yang kuat, optimisme yang kuat, kreativitas, strategi yang tepat, semangat bangkit kembali dengan melakukan proses sinergi dan aliansi karena pariwisata tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan proses koordinasi, kolaborasi dan harmonisasi yang harus dibangun dan dilakukan bersama-sama.
Semoga dengan adanya webinar ini dapat berguna dalam membantu mengembangkan strategi yang dimiliki oleh para pelaku pariwisata dalam menghadapi kondisi new normal yang diberlakukan di industri pariwisata nasional.