Jakarta - Kementerian Dalam Negeri mencatat bahwa anggaran daerah terealisasi naik tajam di tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Guna mengoptimalkan percepatan realisasi belanja APBD, Kemendagri melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri menggelar webinar dengan tema Strategi Optimalisasi Penyerapan APBD tahun 2022 pada Rabu, 9 Februari 2022 melalui Zoom Meeting.
Kepala BPSDM Kemendagri Teguh Setyabudi yang diwakili oleh Kapus Pengembangan Kompetensi Pemerintah Dalam Negeri Rochayati Basra mengatakan, webinar tersebut merupakan upaya bagi para pengelola keuangan daerah agar konsisten merealisasikan APBD nya setiap bulan atau triwulan.
"Tren kenaikan realisasi APBD ini diharapkan agar terus ditingkatkan. Karena itu, pemerintah daerah perlu menerapkan sejumlah strategi untuk mempercepat realisasi APBD Tahun Anggaran 2022," katanya.
Namun lagi-lagi, tidak semua daerah dapat mengoptimalisasi penyerapan APBD. Padahal belanja daerah berperan besar untuk memberikan stimulus perekonomian masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi daerah. Apalagi, saat ini perekonomian di daerah masih tergerus oleh pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, terdapat 10 daerah penyerapan APBD tertinggi, baik di lingkungan provinsi kabupaten, kota 2021.
Pada webinar ini, BPSDM Kemendagri membuka kesempatan lebar bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan bertukar pikiran terkait langkah-langkah strategis dalam optimalisasi penyerapan APBD dengan 10 daerah penyerapan APBD tertinggi tersebut.
Peserta webinar adalah Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, Sekretaris Daerah, para Kepala Perangkat Daerah, dan jajaran terkait pengelolaan keuangan daerah serta para pejabat lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan daerah.
Sementara itu, pengembangan kompetensi yang dilakukan BPSDM Kemendagri tidak dapat lagi dilakukan secara monoton dan terkesan selalu rutin. Semua aparatur harus keluar dari zona nyaman untuk membangun inovasi baru, membangun cara kerja baru membiasakan diri dalam peradaban baru yaitu Era Disrupsi.
Kegiatan pengembangan kompetensi pun harus berubah terlebih lagi dengan adanya pandemi Covid-19, membuat perubahan semakin cepat dan menuntut percepatan gerak langkah beradaptasi terhadap perubahan.
"Jadi kegiatan ini akan dilaksanakan secara online," ucapnya. (Penulis: VIA)