BERITA BPSDM

Sugeng Hariyono Sebut Keadaan Memaksa Aparat Pemerintah Untuk Bertransformasi Digital 

Sugeng Hariyono Sebut Keadaan Memaksa Aparat Pemerintah Untuk Bertransformasi Digital 

Jakarta - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sugeng Hariyono menghadiri kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) pemanfaatan media sosial era digitalisasi sekaligus menjadi pemateri pada acara tersebut. Kegiatan diselenggarakan oleh TNI AD pada Selasa, 16 Maret 2022 di Ballroom Hotel Aston Kartika, Grogol, Jakarta Barat.

Dalam paparannya, Sugeng mengatakan, secara umum, Indonesia sudah secara aktif menapaki era baru yang ditandai dengan bergesernya berbagai sektor kehidupan ke arah digital serba otomatis. 

Fenomena ini bisa dilihat dengan bukti kalau semakin banyaknya perusahaan-perusahaan berbasis digital. Sebut saja Google, Facebook, Youtube hingga layanan aplikasi perpesanan atau messenger. 

Dunia yang maju ini rupanya banyak melahirkan perubahan yang tidak bisa terelakan utamanya mengenai transformasi digital. Berbagai hal tersaji di internet termasuk penggunaan kecerdasan buatan manusia. Sehingga aparat pemerintah harus bertransformasi dengan cara kerja baru yang kekinian agar lebih efisien dan kehadirannya tidak tergerus oleh zaman.

Sekarang sudah tidak lagi hidup di era 1.0, 2.0, bahkan 3.0. Kini eranya adalah revolusi industri 4.0 bahkan menuju 5.0. 

“Idealnya Aparat pemerintah itu seperti core values ASN harus Ber-AKHLAK yang Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif dan Kolaborasi. Salah satunya dengan adaptif. Adaptif dengan perkembangan berbasis teknologI,” kata Sugeng ditemui setelah acara. 

Dengan memanfaatkan informasi teknologi adalah sebagai upaya meningkatkan wawasan, meminimalisir dampak negatif dan mampu mewujudkan aparat pemerintah yang cerdas. Sebab, media sosial adalah sarana untuk berinteraksi, berkomunikasi untuk saling bertukar informasi satu dengan yang lain.

Sugeng menjelaskan bahwa berbicara digitalisasi harus disikapi dengan bijak. Pasalnya digitalisasi bak pisau dapur yang bisa digunakan untuk kejahatan juga kebaikan. Belakangan banyak terjadi kasus penipuan melalui investasi online dan juga maraknya berita-berita bohong bertebaran di mana-mana.

“Untuk merealisasikan pemanfaatan media sosial itu, kita tidak boleh mengabaikan segala bentuk informasi. Kita harus saring sebelum sharing,” ucap dia. 

Namun dibalik kekurangannya itu, banyak sekali kelebihan dari digitalisasi. Tugas pemerintah adalah memastikan sisi baiknya yang bisa dilakukan dengan cara masyarakat juga harus melek teknologi, menjadi filter baik melalui pengetahuannya maupun wawasannya. 

“Tidak semua pesan di media sosial itu sudah benar dalam agama itu ada tabayun cek dan ricek. Membacalah dari sumber- sumber yang resmi. Kalau itu berita tentang pemerintah ambilah referensi yang belakangnya .go.id. Upaya-upaya seperti ini untuk memastikan bahwa masyarakat itu sudah cerdas memilih dan memilah informasi,” katanya. (Penulis: VIA)