Yogyakarta - Birokrasi Indonesia yang awalnya menganut konsep Weberian yang terspesialisasi, kaku dan hierarkis akan segera berubah menjadi pemerintahan yang dinamis (dynamic governance) dengan menerapkan konsep New Public Services. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro di depan para peserta Diklat Penyusunan Dokumen Perencanaan Dalam Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan seluruh ASN PPSDM Regional Yogyakarta, pada penutupan diklat Jumat (3/3) lalu.
Penyederhanaan organisasi yang telah dilakukan pemerintah, menurutnya, adalah salah satu kebijakan yang mendukung terwujudnya organisasi yang agile. Dengan berkurangnya hierarki jabatan dalam birokrasi melalui peralihan jabatan struktural ke fungsional akan mempercepat respon pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pelayanan publik. Para ASN yang bertalenta juga akan diberikan kesempatan yang lebih luas untuk memimpin birokrasi.
Selain berkaitan dengan transformasi organisasi di atas, Suhajar juga menekankan pentingnya desentralisasi dalam mengorganisasi republik ini. Faktor geografi Indonesia yang berbentuk kepulauan menjadi salah satu alasan pentingnya penerapan desentralisasi pemerintahan dengan pelimpahan sebagian kewenangan kepada pemerintah daerah. Mengutip pendapat Brian C. Smith, meskipun terdapat kelemahan, tetapi tidak terbantahkan bahwa desentralisasi memiliki kekuatan yang dapat lebih menjamin tampilnya pemerintahan yang lebih efisien, lebih inovatif, lebih sensitif, lebih beragam. Politik desentralisasi menurutnya, juga menjadi pilihan strategi pencapaian tujuan bernegara sebagaimana telah dirumuskan oleh founding father dalam UUD 1945.
Kepada para peserta diklat, Suhajar berharap mampu menerjemahkan konsep dan teknis SPM yang diperoleh ke dalam implementasi pelayanan publik yang berkualitas pada instansi masing-masing sesuai bidang urusan wajib yang termasuk dalam pelayanan dasar.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala PPSDM Regional Yogyakarta Agus Irawan melaporkan bahwa diklat ini diikuti oleh peserta sebanyak 60 orang yang berasal dari Kab. Lombok Utara, Kab. Brebes, Kab. Batang, Kab. Kebumen, Kab. Boyolali, Kab. Klaten, Kab. Sleman, Kab. Jember, Kab. Tulungagung, dan Kota Semarang.