JAKARTA - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri pada tanggal 24 Juli 2018 telah menghadiri undangan kegiatan Latihan Simulasi Insiden Siber dengan tema: ”Pengambilan Keputusan dan Koordinasi Lintas Sektoral K/L yang Efektif Menghadapi Insiden Serangan Siber terhadap Objek Vital Nasional dalam Rangka Ketahanan Nasional” bertempat di Hotel Grand Hyatt Grand Ball Room C Lantai 2 Jalan M.H. Thamrin Kav. 28-30, Menteng Jakarta Pusat.
Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Dewan Ketahanan Nasional bernama Letjen TNI Doni Monardo dan dihadiri oleh Peserta berjumlah 100 orang peserta yang terbagi atas 2 (dua) bagian antara lain bagian pertama adalah Pengamat yang berasal dari Kementerian/Lembaga, Wantannas, TNI, POLRI, BIN, BAIS TNI, BNN, BUMN, Asosiasi Forensik Digital Indonesia, Perusahaan Telekomunikasi (Telkomsel, XL, Indosat), Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air. Sedangkan untuk bagian kedua adalah undangan sebagai bagian Pelaku untuk simulasi yang terdiri dari Kementerian Perhubungan, Badn Sandi dan Siber Negara, PT. Angkasa Pura dan AirNav Indonesia.
Penyelenggara kegiatan adalah Wantannas yang bekerja sama dengan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) Jerman Perwakilan Indonesia di mana KAS merupakan Ormas Asing yang bermitra dengan Kementerian Dalam Negeri sejak tahun 2014. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Kementerian Dalam Negeri telah memberikan dukungannya untuk peningkatan kewaspadaan terhadap serangan siber untuk tata kelola pemerintahan.
Ada beberapa tujuan dari penyelenggaraan simulasi ini antara lain: Kesatu, meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi situasi jika suatu saat terjadi serangan pada infrastruktur yang termasuk dalam obyek vital nasional; Kedua, melatih koordinasi antar pemangku kepentingan terkait dalam mengatasi insiden siber terutama pada objek vital seperti bandara; Ketiga, memberikan penjelasan terkait garis besar rencana pelatihan simulasi serangan siber yang akan bekerja sama antara KAS Jerman Perwakilan Indonesia dan Timor Leste dan Wantannas; Keempat, meningkatkan keterampilan dan kemampuan unsur pimpinan dalam proses pengambilan keputusan melalui proses koordinas dalam menghadapi serangan siber; dan terakhir, meminta masukan terkait pelaksanaan pelatihan simulasi serangan siber dari para pengamat terkait proses kebijakan dan langkah-langkah menghadapi insiden siber.
Mekanisme latihan simulasi terbagi menjadi 2 (dua) sesi yaitu sesi pertama dimulai dari pukul 08.00 WIB s.d. 12.00 WIB merupakan diskusi panel yang dihadiri oleh 2 (dua) orang Narasumber yaitu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dengan materi diskusi berjudul “Kesiapan Kementerian Dalam Negeri Disisi Tata Kelola Sumber Daya Manusia dan Teknologi Keamanan Siber untuk Mengawal dan Mewujudkan Good Governance di Era Siber dalam Rangka Ketahanan Nasional” dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Mayjen TNI Djoko Setiadi dengan materi diskusi berjudul “Manajemen Krisis Keamanan Siber Untuk Menangani Insiden Siber Dalam Rangka Ketahanan Nasional”. Kegiatan pada sesi ini dipandu oleh seorang moderator bernama Ir. Satriyo Wibowo MBA, MH, IPM. Kemudian, dilanjutkan sesi kedua yaitu simulasi latihan serangan siber dipandu oleh Direktur Cybercrime Research Institute dari Jerman yang bernama Prof. Dr. Marco Gercke.
Pada simulasi kedua terdapat sebuah skenario mengenai simulasi latihan insiden siber yang menyerang sebuah Bandara (Fiktif) di Indonesia di mana bandara tersebut mengalami insiden siber oleh peretas tanpa nama yang tidak bertanggung jawab, dalam pelatihan ini akan ditentukan bagaimana pengambilan keputusan serta koordinasi antar K/L terkait, dalam rangka menanggulangi insiden siber dimaksud (dalam hal ini koordinasi antara Kominfo, BSSN dan Kemenhub).
Prof. Dr. Marco Gercke Prof. Gercke akan meminta pandangan para role-player melalui pertanyaan, dan diberikan beberapa alternatif pilihan untuk mengambil keputusan atau untuk memberi tanggapan strategi untuk menanggulangi insiden siber. Diskusi dilakukan selama 5-15 menit. Perkembangan simulasi akan bersifat dinamis mengikuti tanggapan alternatif dari para pelaku roleplay. Pada tahapan akhir, fasilitator akan memberikan alternatif penyelesaian dan membuka ruang diskusi terkait simulasi dan kemungkinan dampak yang terjadi bila menghadapi serangan siber.
Pada kegiatan ini Setjen Wantannas menaruh harapan besar untuk beberapa hal antara lain bahwa pengamanan siber di Indonesia sangatlah penting. Apalagi, saat ini Indonesia telah memasuki era keterbukaan informasi melalui berbagai media. Sehingga pelatihan simulasi insiden siber perlu dilakukan oleh Kementerian/Lembaga/Universitas yang tetap juga dapat berkoordinasi kepada Badan Siber dan Sandi Negara dan semua pihak yang memiliki kemampuan untuk mengantisipasi segala ancaman insiden siber.
Selanjutnya, dikatakan bahwa program Nawa Cita dari Presiden Republik Indonesia sebagai rujukan menghadapi ancaman serangan siber tertuang dalam butir ke-4 menghadirkan kembali negara dan untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. Pentingya juga agar Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki kesadaran tentang keamanan siber dan mengelola teknologi dan internet oleh karenanya semua pemimpin dalam sejumlah instansi memiliki kesadaran mengenai keamanan siber. Terakhir, perlu merangkul generasi muda yang telah mengenal teknologi untuk melakukan pencegahan insiden siber agar para peretas muda bisa diarahkan untuk membantu negara dan ketahanan nasional.
Kegiatan ditutup oleh Sekretaris Wantannas sekaligus penyerahan plakat penghargaan kerja sama kepada perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri yaitu Kepala Sub Bagian Kerja Sama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendagri (Silvany Dianita, M.Psi) dan Direktur KAS Jerman Perwakilan Indonesia (Jan Senkyr).